Kisah Inspirasi : Gadis Sebatang Kara tanpa Kaki!
Melalui kerja keras dan ketekunan yang luar biasa, seorang perempuan asal Henan yang kehilangan kedua kakinya telah berhasil mengatasi hambatan yang cukup besar untuk mencapai mimpinya melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.
Wang Juan, perempuan berusia 19 tahun ini kehilangan kedua kakinya dalam kecelakaan mobil ketika ia berusia enam tahun. Dilansir Shanghaiist pada Selasa (15/9/2015), setelah kecelakaan tragis itu, sang ibu yang putus asa akhirnya mengakhiri hidupnya dengan melompat ke sebuah sumur. Kondisinya pun semakin parah karena ayahnya meninggalkan dirinya tanpa kabar.
Akhirnya Wang dibesarkan oleh kakek dan neneknya, sementara itu ia mulai melatih tangannya untuk melakukan berbagai kegiatan untuk membantu sang nenek.
" Kakek saya mengatakan bahwa keluarga saya tidak selalu bisa membantu saya selamanya, jadi saya harus belajar untuk mandiri," jelas Wang.
Atas kerja kerasnya ia pun berhasil menyelesaikan pendidikannya mulai dari sekolah dasar, sekolah menengah, sekolah tinggi hingga kini diterima di sebuah perguruan tinggi di Henan. Bahkan pihak perguruan tinggi mengurangi biaya perkuliahan juga memberikan sebuah asrama dan uang saku tambahan sebesar 400 yuan atau setara dengan Rp 900 ribu setiap bulannya.
"Saya merasa sangat berterima kasih kepada banyak orang yang baik hati yang telah menolong saya, dan Shangqiu College yang telah menerima saya serta membantu finansial," ucapnya.
Ketika para mahasiswa lainnya menghadiri pelatihan wajib militer, Wang tidak bisa bergabung, melainkan ia ditugaskan untuk membantu mengawasi barang-barang mereka.
"Dia sangat optimis, ramah tamah dan independen," tungkas teman sekamar Wang kepada wartawan. "Kami para mahasiswa dapat belajar banyak dari dia," lanjutnya.
Kisah Wang sangat menginspirasi banyak orang. Bagaimana menurut Anda?
(Liputan6.com)
Wang Juan, perempuan berusia 19 tahun ini kehilangan kedua kakinya dalam kecelakaan mobil ketika ia berusia enam tahun. Dilansir Shanghaiist pada Selasa (15/9/2015), setelah kecelakaan tragis itu, sang ibu yang putus asa akhirnya mengakhiri hidupnya dengan melompat ke sebuah sumur. Kondisinya pun semakin parah karena ayahnya meninggalkan dirinya tanpa kabar.
Akhirnya Wang dibesarkan oleh kakek dan neneknya, sementara itu ia mulai melatih tangannya untuk melakukan berbagai kegiatan untuk membantu sang nenek.
" Kakek saya mengatakan bahwa keluarga saya tidak selalu bisa membantu saya selamanya, jadi saya harus belajar untuk mandiri," jelas Wang.
Atas kerja kerasnya ia pun berhasil menyelesaikan pendidikannya mulai dari sekolah dasar, sekolah menengah, sekolah tinggi hingga kini diterima di sebuah perguruan tinggi di Henan. Bahkan pihak perguruan tinggi mengurangi biaya perkuliahan juga memberikan sebuah asrama dan uang saku tambahan sebesar 400 yuan atau setara dengan Rp 900 ribu setiap bulannya.
"Saya merasa sangat berterima kasih kepada banyak orang yang baik hati yang telah menolong saya, dan Shangqiu College yang telah menerima saya serta membantu finansial," ucapnya.
Ketika para mahasiswa lainnya menghadiri pelatihan wajib militer, Wang tidak bisa bergabung, melainkan ia ditugaskan untuk membantu mengawasi barang-barang mereka.
"Dia sangat optimis, ramah tamah dan independen," tungkas teman sekamar Wang kepada wartawan. "Kami para mahasiswa dapat belajar banyak dari dia," lanjutnya.
Kisah Wang sangat menginspirasi banyak orang. Bagaimana menurut Anda?
(Liputan6.com)