Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

BERPRASANGKA DI PENGINAPAN MURAH SEMARANG (PART 1)

Penulis: Gigin

Tanggal 20 Januari 2020 kemarin, Semarang dinobatkan sebagai kota terbersih versi ASEAN Tourism Forum. Kota ini memang lagi berbenah dalam hal pengembangan pariwisata. Karena itulah saya tertarik untuk mengeksplore keindahan semarang.

Hal pertama yang saya cari saat tiba di Ibukota Jateng ini adalah mencari penginapan hemat via aplikasi online.

Dapatlah penginapan murah seharga IDR 36,000 per malam per orang tanpa sarapan dengan kondisi kamar bunkbed yang lokasinya cuma 10 menit berkendara menuju Kota Tua Semarang.

Namun ada sesuatu yang janggal..

Saat ngeliat foto-foto penginapan itu di aplikasi online, ngingetin saya sama rumah tua di daerah pangalengan bandung, yang jadi tempat syuting film Pengabdi Setan.

Tapi mungkin itu cuma imajinasi horor saya aja..

“kak, gue pesen penginapan di sini nih” saya makesure ke senior saya yang tinggal di semarang, karena di aplikasi online ngga ada yang review. Di google hanya 2 review, itupun buruk.

“Jangan disitulah. Kayaknya nakutin deh” ujar dia singkat tanpa penjelasan lebih lanjut.

Tapi emang saya dablek, tetap aja saya reservasi, emang harga murah ngga ada yang ngalahin

***

saya tiba di lokasi pukul 1 siang, hal pertama yang menarik perhatian adalah gerbangnya yang berkarat dan terbuka lebar

“mungkin tadi ada mobil keluar tapi lupa ditutup.” senyum saya dalam hati.

Masuk beberapa langkah, saya perhatikan tanaman dan pohon-pohon di area pekarangan penginapan agak berantakan.

“mungkin lagi peremajaan, kan semarang juga lagi berbenah.” hibur saya dalam hati.

Memasuki pendopo rumah, saya melihat akuarium bulat kecil isi ikan mas koki dan kandang berisi beberapa hamster

“mungkin yang punya pecinta hewan” sebuah kesimpulan yang logis.

Sepi. Ngga ada petugas yang standby di depan.

“Assalamualaikum, Spadaa !”

“Assalamualaikum, Pak, bu, permisi !”

Ngga ada jawaban..

“Ini orangnya niat buat penginapan ngga sih ?” agak jengkel saya dalam hati, sembari waspada karena aura rumahnya kurang menyenangkan.

Karena ngga kunjung ada orang, tetiba kepikiran untuk telpon ke nomor yang ada di google.

“bener juga ya.”

Ngga lama, telpon diangkat oleh perempuan disertai keanehan..

“Selamat siang mbak, saya dengan..” belum sempat saya selesaikan, si mbak di ujung telepon menyela

“ini dengan siapa ya ? saya tau ini (nelpon) disuruh orang !” sontak saya kaget karena dia tiba-tiba ngegas

“eh, maaf mbak, gimana-gimana ?” saya mengernyitkan dahi

“ini masnya udah berkali-kali (nelpon) begini.” si mbak ngelanjutin

hah ?!

“Mbak, ini saya yang reservasi di sini mbak.” saya jawab dengan nada bingung sembari kesal

“oh iya, tunggu deh mas.” ditutup dengan nada judes

Oalah, ini penginapan apa toh

Tapi sesaat saya mau cabut cari penginapan lain, dari arah belakang, tiba-tiba muncul seorang bapak paruh baya. Jalannya yang pelan membuat saya (mungkin) ngga menyadari kalau dia udah berdiri dari tadi saya nelpon.

“maaf dek, bapak tadi ketiduran. Adek mau nginep di sini ya ? mari bapak anter ke dalam.” suaranya pelan dan parau.

Antara ragu dan takut rugi (karena sudah bayar 35 ribu perak!) akhirnya saya mengikuti si bapak dari belakang.

saya diantarkan masuk ke dalam menuju kamar yang ternyata kondisinya mengejutkan saya..

(bersambung - klik )